Episode Kehilangan : Penipuan Mengatasnamakan Operator Seluler Telkomsel




Sabtu (04/07/18) Sore itu, saya sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah dengan menggunakan kendaraan umum. Tiba-tiba handphone berdering, ada panggilan dari nomor baru yang tidak dikenal. Karena takut ada hal yang penting, dengan sigap saya mengangkat panggilan tersebut.

“Hallo, Assalamualaikum”
“Waalaikumussalam. Selamat sore mbak, sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat karena Mbak telah mendapatkan hadiah sebesar Rp. 10.000.000 dari operator seluler kami. Hal ini bertepatan dengan akan diadakannya piala dunia di Russia  juga bertepatan dengan hari ulang tahun operator seluler kami. Tidak hanya itu, kami juga akan memberikan pulsa sebersar Rp. 500.000 setelah Mbak melakukan pengisian pulsa sebesar Rp. 100.000. Hadiah senilai Rp. 10.000.000 itu akan langsung kami kirimkan ke alamat Mbak, bisakah Mbak menjelaskan dimana tempat tinggal Mbak?"

Sebenarnya saya tidak terlalu percaya dengan hadiah tersebut, seiring dengan maraknya penipuan yang berkedok hadiah puluhan juta rupiah. Tapi karena penelepon tersebut terus mencoba meyakinkan, akhirnya saya memberikan alamat rumah. Setelah itu, dia mencoba untuk mengirimkan kode rahasia ke nomor handphone saya. Awalnya tidak berhasil, tapi setelah beberapa kali dicoba pesan tersebut sampai ke handphone saya. Dia memerintahkan agar saya menyebutkan kode rahasia tersebut, saya menolak kaena dalam pesan tersebut tertulis bahwa saya tidak boleh memberitahukan kode tersebut kepada orang lain. Penelepon kembali menjelaskan bahwa yang tidak boleh diberitahu itu adalah orang lain selain dirinya, dengan agak terpaksa saya menyebutkan kode rahasia tersebut.
Kemudian penelepon itu menyuruh saya agas segera mengisi pulsa senilai Rp. 100.000. Saya menolak karena saat itu sedang berada di kendaraan umum sehingga tidak memungkinkan untuk membeli pulsa.

“Tapi hadiah ini berbatas waktu Mbak, jika Mbak tidak mengisi pulsa hadiahnya bisa hangus. Ini kesempatan terbaik untuk Mbak. Kapan lagi dapat hadiah, Mbak orang yang beruntung sebenarnya”
“Tapi saya sedang ada dijalan, di kendaraan umum. Gak bisa kalau harus beli pulsa sekarang juga Pak”
“Mbak bisa berhenti dulu, bisa isi pulsa di counter atau di minimarket terdekat. Ini kesempatan buat Mbak, gak semua orang bisa seberuntung Mbak. Lagian yang saya suruh isi pulsa itu kan ke nomor Mbak sendiri bukan ke orang lain”
“Ini beneran gak sih Pak?” jujur saya tidak percaya dengan hadiah yang katanya akan dikirim sesegera mungkin
“Astagfirullah. Mbak sebelumnya saya mau tanya, agama Mbak apa?”
“Islam Pak, memangnya kenapa?”
“Oh islam ya. Saya yakin Mbak rajin shalat, rajin ibadah dan Mbak juga tahu kan hukumnya berbohong dalam islam. Buat apa saya berbohong Mbak? Saya berani bersumpah kalau saya tidak berbohong”
“Ini beneran? Ya sudah kalau begitu saya akan mengisi pulsa. Tapi kalau ini penipuan Bapak berurusannya dengan Allah ya”
“Beneran Mbak, saya tidak berboohong dan saya juga berani bersumpah”
Jleb, perkataan tersebut spontan mengubah seluruh ekspektasi di dalam kepala saya, karena telah bersumpah saya akhirnya percaya. Kemudian saya segera memberhentikan kendaraan umum yang saya tumpangi setelah kendaraan tersebut berada di dekat sebuah minimarket. Saya langsung membeli pulsa dengan nominal Rp. 100.000.
“Gimana Mbak sudah diisi pulsanya?”
“Sudah Pak”

“Jadi begini Mbak, saya jelaskan dulu sebelumnya. Nanti akan ada sms ke nomor Mbak, dibawahnya ada empat digit angka. Mbak langsung fokus saja kepada nomor rahasia tersebut, langsung disebutkan Mbak. Kalau tidak, hadiahnya bisa hangus karena hadianya itu berbatas waktu Mbak, hanya sepuluh detik”
“Baik saya mengerti”
Tak lama setelah itu, ada sms baru yang masuk ke handphone, mata saya langsung tertuju kepada 4 digit angka di dalam pesan tersebut kemudian saya sebutkan angka-angka itu.
“Terima kasih Mbak, nanti pulsa Mbak akan bertambah menjadi Rp. 600.000. Tapi sebelumnya saya tutup dulu teleponnya. Nanti akan ada seseorang yang menghubungi Mbak dan akan mengirimkan hadiah sebesar Rp. 10.000.000 ke alamat Mbak. Apakah Mbak punya rekening? Hadiah itu akan dikirim lebih cepat dan lebih mudah kalau dikirim lewat rekening”
Entah kenapa tiba-tiba perasaan saya menjadi tidak enak, seiring dengan si penelepon yang memberikan intruksi yang bertele-tele. Sebenarnya saya punya rekening, namun karena takut bahwa ini adalah sebuah penipuan saya memberitahukan kepada si penelepon bahwa saya tidak mempunyai rekening.
Hari sudah semakin larut sementara saya masih belum sampai rumah. Karena jarak yang cukup jauh, perjalanan menuju rumah bisa mencapai 2 – 3 jam menggunakan kendaraan umum. Hari yang sudah terlalu sore juga menyebabkan kendaraan umum sulit didapatkan. Tapi Alhamdulillah, setelah menunggu beberapa menit akhirnya ada sebuah kendaraan umum yang lewat. Saya langsung memberhentikan dan menumpangi kendaraan tersebut.
Tiba-tiba handphone saya kembali berdering, saya langsung mengangkat panggilan tersebut.
“Assalamualaikum Mbak, sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat. Alhamdulillah Mbak mendapatkan hadiah sebesar Rp. 10.000.000, hadiah tersebut akan segera kami kirimkan ke alamata Mbak. Bisakah Mbak memberikan alamat lengkapnya?”
Kemudian saya memberikan alamat lengkap rumah orang tua saya. Tapi, sebelum mengirimkan hadiah tersebut si penelepon meminta saya untuk kembali mengisi pulsa senilai Rp. 200.000. Saya merasakan ada kejanggalan, kemudian saya mencoba untuk mengecek pulsa. Innalillah, pulsa yang sebelumnya berisi lebih dari dari Rp. 100.000 tiba-tiba tinggal tersisa Rp. 5000. Sepertinya saya sudah tertipu. Si penelepon masih mengoceh, sementara saya tidak terlalu jelas mendengar suaranya karena suara bising dari kendaraan umum. Karena kesal, saya langsung mematikan panggilan tersebut.
Orang tersebut kembali menelepon dan menanyakan kenapa saya mematikan teleponnya, saya langsung menjelaskan apa yang terjadi dan saya juga memarahi penelepon tersebut. Dia mengatakan bahwa itu adalah proses aktivasinya. Tapi karena penelepon tersebut mencurigakan dan saya juga telah kehilangan uang jadi saya mematikan panggilan tersebut.
Saya kembali mengecek beberapa pesan yang masuk. Saya baru menyadari bahwa di dalam pesan tersebut ada tulisan “hati-hati penipuan”  seperti ini



lew

Ternyata, dengan memberikan keyword berupa beberapa digit angka tersebut, tanpa disadari saya telah masuk ke dalam suatu aplikasi. Lewat aplikasi tersebut, seseorang bisa mencuri data. Saya tidak menyadari kejadian tersebut karena sewaktu proses pencurian data telepon dari si pelaku tidak diputuskan.


Kemudian saya searching di internet dengan keyword “penipuan”, tiba-tiba dibawahnya langsung muncul “penipuan telkomsel”, ya ternyata saat ini memang banyak sekali penipuan yang mengatasnamakan telkomsel seperti dalam sebuah artikel di bawah ini.
Apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Semoga apa yang telah hilang akan diganti dengan yang lebih baik oleh Allah SWT. hal ini menjadi sebuah pembelajaran bagi saya agar lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya. Mungkin bagi sebagian orang, uang senilai Rp. 100.000 itu tidak terlalu berharga, tapi bagi saya sangat berarti. Hiks... hiks.. Anyway, tak ada yang perlu ditangisi lagi. Pasti semua yang hilang akan digantikan dengan yang lebih baik.
Semoga pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bagi siapapun. Boleh di share kembali apabila bermanfaat. Cukup saya yang merasakan kehilangan ini, jangan ada korban lainnya.






Comments

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengejar Cinta Karmila

KENAPA KITA TIDAK SUKSES ?

Belajar Sabar dari Kisah Nabi Ayyub AS