Tantangan Besar Untuk Pemuda Indonesia
Masa
muda merupakan masa pencarian jati diri. Masa transisi menuju dewasa inilah
yang patut kita waspadai. Karena, di masa muda, rasa ingin tahu menjadi semakin
tinggi, sehingga apabila tidak adanya bimbingan dari orang tua, guru, atau
orang yang lebih dewasa, maka rasa ingin tahu itupun menjadi tidak terarah dan
bisa menjerumuskan kepada hal yang salah.
Tidak
dipungkiri bahwa baik buruknya masa depan suatu bangsa ditentukan oleh para
pemuda saat ini. Sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh presiden pertama
Republik Indonesia, Soekarno Hatta atau yang lebih akrab disapa dengan Bung
Karno, “Berikan aku sepuluh pemuda, aku sanggup merubah dunia”. Pemuda
merupakan penggerak perubahan dunia, jiwa muda dengan semangat yang masih
membara merupakan kunci baik atau buruknya suatu bangsa. Pemuda memiliki
peranan besar dalam pembangunan suatu bangsa. Karena pemuda memiliki pemikiran
yang kritis dan apabila disalurkan dalam hal yang baik maka akan terbentuklah
suatu bangsa yang aman, adil, sejahtera dan sentosa. Pemuda merupakan generasi
perubah yang bisa mengubah suatu bangsa menjdi lebih baik, dan sebaliknya bisa
juga mengubah suatu bangsa menjadi lebih buruk.
Menurut
salah seorang psikologi, E. Gardler menyatakan bahwa : masa remaja adalah masa
yang penting, merupakan suatu masa perubahan yang begitu mendadak dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, masa ini dianggap sebagai tahun-tahun kritis. Artinya, masa muda atau remaja begitu
penting, karena masa ini akan menentukan bagaimana langkah hidup selanjutnya.
Apabila di masa remaja atau masa muda seseorang bisa memanfaatkan waktunya
dengan baik, pasti masa dewasa dan masa tuanyapun akan jauh lebih baik.
Sebaliknya, apabila di masa mudanya seseorang salah langkah dan melakukan hal
yang tidak baik, maka masa tuanyapun tidak akan berjalan dengan baik. Sesuai
dengan ungkapan yang menyatakan bahwa apa yang kita lakukan saat ini adalah
penentu diri kita di masa yang akan datang.
Agar
masa muda tidak melenceng dari norma-norma yang berlaku dan dapat dimanfaatkan
dengan baik, salah satu pondasi yang harus ada dalam diri seseorang adalah
dengan memiliki karakter keagamaaan yang kuat. Karakter keagamaan yang kuat ini
tidak dapat dimiliki dengan mudah dan sederhana. Karena di dalam diri manusia
ada nafsu dan ada godaan dari syetan yang akan terus menerus mempengaruhi setiap
orang agar tersesat dalam jalan yang salah. Karakter keagamaan yang kuat dapat
diperoleh apabila seseorang dari sejak kecil telah diberikan pengajaran tentang
ilmu keagamaan, mempelajari tentang ilmu tauhid, ilmu tazwid, rukun iman, rukun
islam, tata cara berwudhu dan dasar-dasar ilmu agama yang lainnya. Pendidikan
ilmu agama yang dilakukan ketika seseorang sudah beranjak dewasa akan lebih
sulit, karena di masa ini seseorang cenderung akan lebih sulit untuk di arahkan
terkecuali apabila keinginan untuk memperdalam ilmu agama ini datang langsung
dari orang yang bersangkutan. Dalam menjalani masa muda, alangkah baiknya
apabila kita dapat memanfaatkannya untuk tumbuh dalam beribadah kepada Allah
SWT (Syaabun nasya-a fi’ibadatillah). Rasulullah SAW menyebutkan bahwa diantara
tujuh golongan yang memperoleh naungan pada saat tiada naungan kecuali naungan
dari-Nya pada hari kiamat adalah pemuda yang tumbuh dalam kerangka beribadah
kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Setidaknya
ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki para pemuda muslim, yaitu mencakup
daya pikir (ijtihad), daya kalbu (mujahadah), dan daya raga (jihad) dalam arti
yang seluas-luasnya. Termasuk jihad peradaban (kehidupan) di mana memilih hidup
dalam kemuliaan islam dan meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Seorang
pemuda harus memiliki pemahaman dan pendalaman ilmu agama yang kuat agar dapat
menghadapi tantangan-tantangan yang muncul untuk generasi muda saat ini.
Tantangan-tantangan
yang harus di hadapi oleh generasi muda khususnya generasi muslim, diantaranya
adalah :
1. Tradisi
Pacaran dan Pergaulan yang Bebas Tanpa Batas
Sebenarnya, dalam agama islam sendiri sangat diperbolehkan
untuk bergaul dengan orang lain. Baik itu dengan sesama muslim, bahkan dengan
non muslim sekalipun. Asalkan pergaulan itu masih sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dan tidak keluar dari jalur islam. Di zaman globalisasi seperti
ini, banyak sekali pemuda-pemudi muslim yang melakukan perbuatan yang disebut
dengan pacaran. Padahal, dalam islam sendiri sudah jelas bahwa berdua-duaan
dengan lawan jenis di tempat sepi tidak diperbolehkan, karena yang ketiganya
adalah syetan dan syetan akan menggoda manusia agar terjerumus dalam dosa.
Hukum
pacaran menurut pandangan islam sendiri adalah haram. Karena pacaran merupakan
salah satu jalan untuk menuju perilaku tercela yang disebut “jinah”.
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya “dan
janganlah mendekati jinah !”. Berawal dari pegangan tangan, ciuman,
berpelukan hingga melakukan sesuatu yang tidak selayaknya dilakukan oleh para
pemuda tanpa adanya ikatan pernikahan. Walaupun, dalam kenyataannya banyak
pemuda-pemudi muslim yang berdalih bahwa pacaran yang dilakukan mereka itu
berbeda. Mereka melakukan pacaran yang sesuai dengan aturan islam, padahal
sudah jelas bahwa di dalam agama islam tidak ada yang namanya pacaran. Inilah
tanda-tanda akhir zaman, dimana perkara yang harampun seolah-olah merupakan hal
yang halal, naudzubillah !
Bukan
tanpa alasan islam melarang orang agar tidak berpacaran, karena pacaran
merupakan sumber terjadinya perjinahan dan hamil di luar nikah. Sesuai dengan
data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) yang menyebutkan bahwa sekitar 2,1 sampai 2,4 juta
perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, sebanyak 30 persen
diantaranya dilakukan oleh anak muda atau remaja. Jadi, masihkah anda mau untuk
melakukan pacaran yang jelas-jelas haram?
2. Hiburan
dan Acara Televisi yang Tidak Mendidik
Televisi merupakan
media penyampaian informasi secara audiovisual. Tidak hanya menyampaikan
informasi secara audio (suara) atau visual (gambar) saja, tapi keduanya.
Tentunya, dengan adanya televisi akan membantu kita untuk mengetahui berbagai
jenis informasi dan juga sebagai media hiburan. Sayangnya, jika diperhatikan
secara seksama acara televisi yang ditayangkan saat ini sangat memperihatinkan.
Mulai dari film-film yang tidak mendidik seperti film yang banyak menghadirkan
kisah-kisah percintaan, bullying yang dilakukan anak sekolah, orang yang
melawan terhadap orang tua, acara gosip yang banyak menyajikan informasi
tentang permasalahan-permasalahan artis yang tidak seharusnya di ekspose ke
khalayak ramai, juga ditambah lagi dengan host yang mengenakan pakaian yang tidak
tertutup dan kurang sopan.
Hanya sebagian
kecil saluran televisi yang menyajikan acara-acara yang mendidik seperti
tabligh akbar, lomba FLS2N dan kisah perjuangan yang mendidik dan
menginspirasi. Karenanya, kita harus pintar-pintar memilih saluran televisi
yang mampu menyajikan acara-acara yang bermanfaat.
3. Teknologi
yang Membutakan Mata dan Melemahkan Pikiran
Teknologi
berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman. Jika zaman dahulu, untuk
dapat berkomunikasi dengan orang lain kita harus menggunakan surat atau harus
bertemu langsung dengan orang yang bersangkutan, di zaman yang serba canggih
ini kita bisa berkomunikasi tanpa dibatasi jarak dan waktu. Tinggal kirim SMS,
telepon, whats up, facebook, twitter dan masih banyak lagi media yang dapat
kita gunakan untuk berkomunikasi tanpa harus bertatap muka secara langsung. Sayangnya,
kemudahan berkomunikasi ini cendrung membuat orang malas untuk bersilaturahmi
secara langsung dan menyebabkan renggangnya jalinan kebersamaan.
Selain
itu, asyiknya berselancar di dunia maya juga menyebabkan seseorang menjadi lupa
waktu dan antisosial. Keseruan
berselancar di dunia maya ini menyebabkan seseorang ketagihan sehingga lupa
waktu dan akan banyak hal yang tertinggal untuk dilakukan saking asyiknya
berpetualang di dunia maya.
4. Gaya
Hidup “Modern” yang Tidak Sesuai dengan Ajaran Islam
Islam
adalah agama rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam), mulai dari hal
terkecil sampai hal terbesarpun sudah diatur tata caranya dalam agama islam.
Mulai dari berwudhu, sholat, bersedekah, adab kepada orang tua bahkan sampai
adab membuang airpun sudah diatur dalam agama islam. Akan tetapi, akhir-akhir
ini banyak sekali perilaku kaum muslimin yang sangat jauh melenceng dari
ajaran-ajaran islam.
Salah
satu contohnya adalah kaum muslimin yang justru lebih menyukai berperilaku
hidup kebarat-baratan dibandingkan dengan menjalankan budaya lokal yang sesuai
dengan ajaran agama islam. Kaum wanita lebih suka untuk mengumbar-ngumbar
auratnya dengan alasan agar dibilang cantik dan seksi. Disisi lain, kaum lelaki
juga menyukai budaya mabuk-mabukan ala orang barat agar dibilang keren dan
tidak ketinggalan zaman, naudzubillah!
5. Umat
Islam yang Menjalankan Hidup Sesuai Aqidah Justru Dituduh Sebagai Teroris
Tidak
heran, jika di akhir zaman perkara yang haram dihalalkan dan sebaliknya perkara yang halal justru diharamkan. Yang
hak dibatilkan dan yang batil seolah-olah adalah yang hak. Kebaikan
dimanipulasi seakan-akan merupakan hal yang salah dan keburukan
diagung-agungkan seakan merupakan hal yang benar. Hal ini sesuai dengan sabda
Nabi Muhammad SAW yang artinya, “akan
datang zaman pada umat kami, dimana mereka tidak bisa membedakan halal atau
haramkah usaha mereka”. Jadi, tidak heran jika saat ini banyak sekali
kedok-kedok keindahan dunia yang seakan-akan membutakan mata kita.
Islam
yang merupakan rahmat bagi seluruh alam sekarang tidak menampakkan lagi
kedamaiannya. Dimata dunia, justru islam dianggap sebagai agama yang frontal,
misterius dan penuh dengan kekerasan. Apabila ada seorang wanita yang berhijab
syar’i dan mengenakan cadar justru dianggap sebagai teroris yang patut
diwaspadai, Astagfirullah. Celakanya, bukan hanya orang kafir saja yang
mengagap bahwa wanita yang berhijab syar’i dan bercadar itu teroris, bahkan
umat muslim sendiri ada yang menganggap bahwa yang berpakaian seperti itu
merupakan teroris.
Seorang
pemuda mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan bagaimana masa
depan bangsa ini. Karena apabila para pemimpin-pemimpin kita sudah tidak mampu
lagi memimpin bangsa, siapa lagi yang akan melanjutkannya kalau bukan pemuda
itu sendiri.
Seiring
dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, meneyebabkan banyak budaya asing
yang perlahan-lahan mulai menggerogoti nilai-nilai pancasila yang ada di negeri
ini. Karenanya, kita harus mampu menfilter arus globalisasi, dimana tidak
semuanya diambil melainkan hanya hal-hal positif yang sesuai dengan nilai-nilai
agama dan dasar negara Indonesia saja yang harus kita ambil.
Pada
masa ini, bangsa Indonesia memang sudah tidak dijajah lagi secara fisik, tapi
bangsa indonesia masih dijajah dalam bentuk korupsi, kolusi, nepotisme,
pergaulan bebas dan lain sebagainya. Untuk dapat terbebas dari penjajahan model
itu, seseorang harus kembali menegakkan aqidah dan keimanan supaya terbentuk
benteng kokoh yang akan menghadang semua rintangan dan cobaan yang dihadapi
bangsa Indonesia saat ini.
numpang promote ya min ^^
ReplyDeleteHayyy guys...
sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^